TEMPO.CO, - Akhirnya saya sampai di Volendam. Di hari yang beranjak siang, kampung nelayan di utara Amsterdam, Belanda, itu tengah diselimuti awan kelabu. Matahari yang telah meninggi masih bersembunyi di balik awan, menimbulkan bayang-bayang lindap yang menyirami Volendam.
Cuaca Volendam pada pertengahan Oktober lalu, saat musim gugur mulai menyapa, memang kurang bersahabat. Awan hitam pekat dan hujan terkadang muncul tiba-tiba menggantikan siang yang cerah. Angin kencang yang membawa hawa dingin nan menusuk juga kerap menerpa. Dan suhu udara di sana saat itu tak pernah beranjak dari 5 derajat Celsius. Ini tentu membuat saya, yang terbiasa dengan hawa panas Jakarta, cukup tersiksa.
Cuaca Volendam pada pertengahan Oktober lalu, saat musim gugur mulai menyapa, memang kurang bersahabat. Awan hitam pekat dan hujan terkadang muncul tiba-tiba menggantikan siang yang cerah. Angin kencang yang membawa hawa dingin nan menusuk juga kerap menerpa. Dan suhu udara di sana saat itu tak pernah beranjak dari 5 derajat Celsius. Ini tentu membuat saya, yang terbiasa dengan hawa panas Jakarta, cukup tersiksa.