Titipan doa

Dear all,

Ide awal membuat blog ini adalah memberi tahu keluarga gue di Padang mengenai kegiatan gue selama di Belanda, dan menyimpan kisah perjalanan gue biar nggak hilang di ingatan. Karena pengunjung blog ini sudah ribuan dan gue disupport teman untuk membukukan cerita ini, maka kisah gue ini akan gue edit menjadi 70 halm sesuai syarat redaksi karena total post di blog ini cuma 40 halm. Untungnya masih banyak yang belum gue ungkap di blog.

Doakan hasil karya gue menjadi lebih baik, lebih detil dan lebih bermanfaat ya...
Semoga lolos penerbitan. Amin.

Thx dah mampir.

NOTE: Mau baca yang sudah di edit lengkap? baca di: caprivhia.com

Monday, August 1, 2011

Seperempat terakhir dari part 13: The Legend of Cap van Elbaria

Day 4: Saatnya meninggalkan Elbaria.

Hari ini gw lega, karena sudah memberi keputusan pada diri sendiri kalau gw berhenti dari karakter sejak kemaren. Sayangnya itu tidak merubah keadaan, gw tambah bosan dan membawa Herr Raphl serta merta keluar dari Elbaria. Walaupun demikian kita tetap hang out around sampai event ini di tutup sesuai jadwal.

Culture shock:
Gw sudah mulai ngepack barang2 gw lebih dulu dari yang lain sebelum hiruk pikuk bersamaan dengan jadwal penutupan. Dan saatnya buat gw bersantai dan menonton orang2 se tenda yang lagi nge pack. In the mean time, gw bisa menggambarkan beberapa adegan yang mana untuk orang Indonesia hal ini tidak layak atau tidak sopan. Tapi untuk budaya barat, itu sudah biasa. Uppsss.. tolong jangan memberi komentar untuk hal ini. Anda cukup mendengar saja.

Adegan 1: Gw lagi ngobrol dengan seorang teman berjenis kelamin lelaki dalam tenda yang tempat tidurnya berdekatan dengan gw. Sambil gobrol doi beraktivitas dan mengganti pakaian; melorotkan celana jeansnya hingga cuma tinggal CD tanpa memutus pembicaraan dan tetap ngobrol dengan orang Indonesia di depan nya dengan jarak 1 meter.



Adegan 2: Ada dua orang berjenis kelamin berbeda sedang berbicara. Si wanita sambil berdiri dan berbicara kemudian melorotkan celana jeans nya tanpa pindah dari kerumunan. Si wanita juga berhasil melakukan pekerjaan sampingan mengganti bra nya di balik baju sambil tetap berbicara.

Penutupan even dan sukarelawan:
Semua orang sudah packing dan bersih-bersih. Bersih-bersih bukan sekedar untuk diri nya, tapi untuk camp pramuka yang di pakai oleh even. Setiap orang tanpa kecuali mengambil inisiatif sendiri untuk melakukan pekerjaan selama even. Termasuk chef yang memasak adalah sukarelawan dari peserta. Saat gw lagi enak-enakan nyantai sebagai tamu dari Indonesia yang sedang berlibur, teman-teman lain sedang membersihkan toilet, menyapu lantai ruangan yang di pakai sebagai bar, mengelap kursi dan meja kelas yang di terpakai, mengepel nya serta membawa kembali sampah yang mereka hasilkan selama event. Selama event pun, peserta juga inisiatif membersihkan meja sehabis makan, mengangkat piring siapa saja yang mau bekerja, termasuk yang pria. Di sini tidak ada perbedaan gender untuk pekerjaan dapur dan bersih2. Di sini juga tidak ada sang pemalas, sang pembuang sampah sembarangan, dan sang penggosip selama di tenda. Gw happy bersama orang-orang ini.

Teman Baru:
Di sini gak ada yang kenal dengan Cap. Mereka lebih mengenal gw sebagai Via daripada sebagai pacar Geart. Gw mengembangkan diri gw sendiri dan berkenalan dengan orang-orang baru. Tentunya itu di mulai dari kekhawatiran mereka apakah gw enjoy dengan game ini, dan berusaha menemukan apa yang bisa mereka lakukan agar gw tidak bosan dengan situasi ini. they are very nice person. Mereka seperti saudara yang tidak mau meninggalkan saudaranya sendirian dalam kebingungan.
Apakah karena saya bule Indonesia? tentu tidak. Inilah karakter orang modern. Apakah Anda modern?

Mari kita pulang dan merenung di rumah. Ambil yang baik menurut Anda dan lupakan cerita jelek nya.

foto menyusul

No comments:

Post a Comment

Thx for comment, kalo nggak punya akun di blog atau email, silahkan pilih profil anonymous aja atau Name/URL untuk tulis nama, dan URL nggak wajib diisi.

salam,
Via