Titipan doa

Dear all,

Ide awal membuat blog ini adalah memberi tahu keluarga gue di Padang mengenai kegiatan gue selama di Belanda, dan menyimpan kisah perjalanan gue biar nggak hilang di ingatan. Karena pengunjung blog ini sudah ribuan dan gue disupport teman untuk membukukan cerita ini, maka kisah gue ini akan gue edit menjadi 70 halm sesuai syarat redaksi karena total post di blog ini cuma 40 halm. Untungnya masih banyak yang belum gue ungkap di blog.

Doakan hasil karya gue menjadi lebih baik, lebih detil dan lebih bermanfaat ya...
Semoga lolos penerbitan. Amin.

Thx dah mampir.

NOTE: Mau baca yang sudah di edit lengkap? baca di: caprivhia.com

Thursday, July 21, 2011

Part 9: Berkunjung ke kampung camer di Jorwerd (Jorwert)

Ini demi Ajeng yang menteror gw terusss "mana kelanjutan nyaaaa" akhirnya gw bela belain deh nulis di kereta dalam perjalanan menuju Rotterdam. muach to Ajeng.

Menurut gw, part ini lebih seru dari part sebelumnya karena di hari gw jalan-jalan ke kampungnya camer; tempat kelahiran Geart, cuacanya sangat cerah, udaranya gak dingin, angin gak kencang, dan inilah summer sebenarnya. So, gw bisa ngeceng dan gak harus pake jaket terus karena kedinginan. Kalo orang Padang bilang, kayak dikulum baruak (dikelonin kera).

Jorwert village:
Jorwert adalah kota kecil yang disebut kampung, dengan penduduk kira-kira 320 orang. Desa nya kecil, kalo keliling kira2 seukuran setengah jakarta pusat. Itu juga sudah termasuk perternakan sapi dan kuda. Geart dan family menetap di kampung ini selama 23 tahun, dan rumah yang mereka tempati sudah berumur 130 tahun, yakni rumah dinas pendeta di sebelah gereja Jorwert. Walaupun rumahnya berumur ratusan tahun, detik ini rumah tersebut masih bagus banget dan layak huni Dengan halaman nya yang luas dan desain rumah besar, rumah ini masih terjual 500rb euro (Rp. 7.000.000.000,-) bulan lalu yang penjualannya sudah masuk ke kas gereja Jorwert. Gereja Jorwert sendiri dibangun jauh lebih tua lagi, sekitar abad 11. hohoho.. banyak sejarahnya. Makanya gw suka trip ini, gw banyak foto dan gw banyak informasi mengenai sejarah. Sehubungan camer bapak adalah pendeta Jorwert, jadi beliau adalah guide yang tepat untuk menjelaskan setiap inci gereja. Disamping itu beliau juga senang sejarah dan sedang menggali informasi mengenai sejarah Gereja, bangunan, profinsi Friesland, Jorwert, batu2an dll dan dituangkan ke dalam buku. gw heran, apa yang gak di bikin serius sama orang eropa ini ya? semua seolah mudah dan sempurna.


Gereja Jorwert:
Gereja ini ceritanya dibangun di abad 11. Tapi karena gejolak dan perang agama antara Protestan dan Khatolik Roma, gereja ini sempat diperebutkan dan dipakai sebagai gereja Khatolik selama 10 tahun, namun kemudian dikembalikan ke Protestan Jorwert. Tapi menurut catatatan nama2 pendeta yang tertera di dinding gereja, awal mulai adanya pendeta adalah di tahun 1581. Sederet nama pendeta tertera dan di list terakhir adalah Rienk Klooster, nama camer gw yang masih aktif beberapa kali dalam setahun untuk berkhotbah di Jorwert. Camer gw ini emang semangat banget menceritakan tentang gereja, mulai dari lantai gereja yang berukir batu tebal, dan dibawahnya kuburan ksatria Jorwert, trus altar dari batu tua, dan kuburan warga Jorwert di luar gereja yang sudah berumur ratusan tahun. Eh, jangan heran sendiri, gw juga ikutan heran.. kok bisa? Ternyata mereka mengubur dengan sistem efisien. Kalo kuburannya penuh, ya tinggal digali aja kuburan yang lama, trus di penguburan baru akan terlihat tulang-tulang berserakan karya warga Jorwert. Gw pikir ini aneh buat warga, tapi ternyata tidak. Belanda tidak punya kuburan khusus seperti Indonesia yang di sebut sebagai TPU alias tempat pemakaman umum. Warga Belanda hanya mengubur mayat di dalam area gereja, dan bisa di daur ulang termasuk tulang-tulang nya. hiiiii..


Farming at Jorwerd


 Gereja Jorwert

Jorwerd Church: Redbad





Jorwerd Graves

 Hantaran keluarga untuk menghias kuburan. lucu2 ya..


 liatin deh tu ada tulang2 nya di permukaan kuburan




Bekas rumah camer di Jorwert :


camer lagi nunjukin tanda tangan seorang penulis puisi di pagar

 Tadinya gw mau lewat samping, tapi kata geart itu gak sopan, nginjak properti orang tanpa ijin. Jadi muter ke depan rumah minta nginjak tanahny. bussyeeettt.. segitunya..



Ini contoh desain rumah di kampung, berbeda dengan desain rumah kota. Dinding nya sama-sama terbuat dari bata kuat yang tahan bertahun tahun. Bahkan rumah-rumah di kampung ini sudah berumur ratusan tahun turun temurun. 



Ini rumah petani/ peternak yang punya peternakan sapi seluas antah barantah. Di Eropa, para petani rata-rata kaya raya

5 comments:

  1. Ok...

    Dear Uni via..
    Sukses untuk trip 30harinya mencarirestunya dan sudah berjalan 22 hari uni,..kedepannya semoga sukses..

    Itu, tadi sempat lihat, kenapa begitu banyak pernak-pernik di area pemakamannya?

    tolong dijelaskan

    terima kasih


    Warm Regards,

    Adek Liando

    ReplyDelete
  2. emang gitu dek, kalo kita kan bawa kembang.. kalo mereka bawa apa saja yang bikin roh senang. kalo yang di kuburan anak-anak, ya narok boneka dan mainan di kuburan...

    uniee

    ReplyDelete
  3. kalo mengenai 1 kubur bisa untuk beberapa org maksudnya gimana itu uni?...


    Regards,

    Adek Liando

    ReplyDelete
  4. kalo mau mengubur mayat yang baru, tempatnya di situ-situ juga, bekas kuburan lama di timpa, dibongkar, digali.. ya udah dikubur aja di situ. ntar tulang-tulang dari mayat yang lama bertaburan deh di tanah kuburan dek..

    ReplyDelete

Thx for comment, kalo nggak punya akun di blog atau email, silahkan pilih profil anonymous aja atau Name/URL untuk tulis nama, dan URL nggak wajib diisi.

salam,
Via